Jumat, 07 Agustus 2020

Tragedi Mobrig Polisi Terjun Payung Di Blitar 1948



Pada saat Jawatan Kepolisian Negara Pusat memerintahkan Pak Jasin mengirimkan Mobile Brigade Besar Jawa Timur (MBB) untuk memperkuat Kepolisian Madiun menjelang Peristiwa Pemberontak PKI Madiun 1948, Namun sebelum kekuatan MBB Jawa Timur yang telah dipersiapkan tiba, kaum Komunis di Madiun telah melakukan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap para penjabat Republik Indonesia. Aksi aksi teror itu dilakukan untuk menguasai Madiun dan menjadikannya basis perjuangan.
Hubungan Madiun dengan Yogyakarta dan Blitar pun terputus. Oleh karena itu, Jawatan Kepolisian Negara di Yogyakarta menugaskan Komisaris Polisi Soeprapto untuk menyampaikan surat perintah ke Pak Jasin selaku Komandan MBB Jawa Timur dengan cara Terjun Payung di Blitar yang menjadi Markas MBB Jawa Timur.

Dua orang perwira tentara turut dalam penugasan ini untuk diterjunkan ke Blitar. Di Maguwo, mereka mendapat petunjuk melakukan penerjunan dengan parasut tanpa latihan terlebih dahulu.
Penerjunan itu terpaksa dilakukan karena di kota Blitar tidak ada bandar udara dan dilakukan dengan menggunakan pesawat kecil yang diterbangkan oleh seorang pilot berkebangsaan Amerika.
Setengah berada di atas alun-alun Blitar, pilot memerintahkan mereka untuk terjun, tetapi ketiganya tidak berani.
Pesawat kembali berputar-putar dan menuju alun-alun Blitar lagi untuk menerjunkan mereka, tapi hasilnya tetap sama.

Akhirnya, pilot menyerahkan tugasnya ke kopilot dan bergabung dengan ketiga perwira tersebut.
Ketika kopilot memberikan isyarat untuk terjun, pilot Amerika itu langsung menendang Soeprapto dan dua perwira lainya secara bergiliran.
Komisaris Polisi Soeprapto dan Mayor Islam dapat terjun dengan selamat, sedangkan perwira tentara satunya jatuh diatas atap rumah penduduk agak jauh dari alun alun Blitar. Rakyat mengiranya sebagai mata mata musuh sehingga dia dikepung dan ditangkap. Untungnya, dia dapat diselamatkan.
Pak Jasin menjemput mereka bertiga untuk kemudian dibawa ke markas MBB Jawa Timur. Di markas, Komisaris Polisi Soeprapto menyerahkan surat perintah Kepala Jawatan Kepolisian Negara Pusat. Surat itu memerintahkan Pak Jasin menyimpankan kekuatan Mobile Brigade Besar Jawa Timur untuk bersama-sama Divisi Siliwangi merebut kembali Madiun yang telah dikuasai oleh pihak Komunis.

0 komentar:

Posting Komentar